https://journal.unikadelasalle.ac.id/index.php/lhj/issue/feedLasalle Health Journal2025-05-31T14:41:08+08:00Cindi T. M. Oroh, S.Kep., Ns., M.Kep.coroh@unikadelasalle.ac.idOpen Journal Systems<p>Lasallian Health Journal (LHJ) merupakan wadah publikasi ilmiah yang bertujuan untuk menyebarluaskan informasi hasil penelitian, atau studi berbasis bukti di Bidang Keperawatan dan Fisioterapi. Lingkup jurnal ini pada Bidang Keperawatan dan Fisioterapi, meliputi pendidikan, praktik klinis dan komunitas.</p> <p>Lasallian Health Journal (LHJ) menerima hasil penelitian asli, sintesis literatur dan studi kasus, dengan metode penelitian kuantitatif, kualitatif maupun gabungan. Jurnal ini secara transparan menunjukan ada tidaknya kepentingan yang dimiliki oleh penulis.</p> <p>Lasallian Health Journal (LHJ) dipublikasikan dua kali dalam setahun, yaitu pada bulan Mei dan bulan November.</p>https://journal.unikadelasalle.ac.id/index.php/lhj/article/view/124KOMBINASI KOMPRES HANGAT DAN PIJAT PUNGGUNG PADA LANSIA SEBAGAI INTERVENSI NYERI SENDI2025-05-29T21:49:38+08:00Felicia Pangajowfpangajow@unikadelasalle.ac.idWahyuny Langelowlangelo@unikadelasalle.ac.idGladis Ratuliugratuliu@unikadelasalle.ac.id<p><strong>Latar Belakang: </strong>Keluhan nyeri sendi pada lanjut usia masih banyak ditemukan terutama pada lansia di Desa Kasuratan. Nyeri sendi tersebut dialami setiap hari dan tidak mendapatkan penanganan yang tepat. Nyeri sendi dapat mengganggu aktivitas lansia sehari-hari terutama pada lansia dengan penyakit penyerta seperti osteoarthritis dan artritis rematik. Kurangnya pengetahuan lansia mengenai penanganan nyeri sendi dan keterbatasan fisik menjadi hambatan bagi lansia untuk mengunjungi fasilitas layanan kesehatan yang berakibat pada tidak adanya penanganan yang tepat bagi lansia. Sehingga dipandang perlu dilakukan pemberian intervensi nonfarmakologis seperti kompres hangat dan pijat punggung yang dapat dilakukan di rumah. <strong>Tujuan: </strong>Mengetahui pengaruh pemberian kompres hangat dan pijat punggung pada lansia dengan nyeri sendi <strong>Metode: </strong>Penelitian kuantitatif dengan desain pre-eksperimen yang menggunakan metode <em>one-group pre-post test</em>. Populasi penelitian sebanyak 243 orang lansia yang berdomisili di Desa Kasuratan Kecamatan Remboken dengan Teknik pengambilan sampel <em>purposive </em>maka didapatkan sebanyak 30 orang lansia sebagai responden. Instrumen yang digunakan berupa lembar observasi skala nyeri dengan uji statistic Wilcoxon. Lama penelitian dari bulan Februari sampai Juli 2023. <strong>Hasil: </strong>Hasil signifikan yang didapat melalui uji Wilcoxon sebesar 0,000 dengan <em>p-value </em><0,05 <strong>Kesimpulan</strong>: Pemberian kombinasi intervensi kompres hangat dan pijat punggung pada lansia denga nyeri sendi memiliki pengaruh yang signifikan dalam menurunkan skala nyeri yang dialami lansia.</p> <p><strong>Kata Kunci: </strong>intervensi nonfarmakologis, kompres hangat, lansia, nyeri sendi, pijat punggung</p>2025-05-31T00:00:00+08:00Copyright (c) 2025 Lasalle Health Journalhttps://journal.unikadelasalle.ac.id/index.php/lhj/article/view/125SOCIAL MEDIA ADDICTION DAN FEAR OF MISSING OUT SEBAGAI FAKTOR PEMICU PHONE SNUBBING PADA MAHASISWA 2025-05-29T21:55:10+08:00Putri Veronica Harmanwlangelo@unikadelasalle.ac.idWahyuny Langelowlangelo@unikadelasalle.ac.idVervando Sumilatvsumilat@unikadelasalle.ac.id<p><em>Background: Technological advancement, particularly the widespread use of smartphones and social media applications, has significantly altered the way individuals communicate and interact socially. This shift has given rise to addictive behaviors toward social media and a growing prevalence of Fear of Missing Out (FoMO), which negatively impacts the quality of social interactions, especially among university students. Objective: This study aims to examine the relationship between social media addiction and fear of missing out as contributing factors to phone snubbing (phubbing) behavior among students.<br>Methods: This research employed a quantitative approach with a cross-sectional design. The population consisted of all students (N = 454), and the sample was selected using purposive sampling, resulting in a total of 212 respondents. The instruments used were questionnaires, and data were analyzed using the chi-square statistical test. Results: The results showed no significant relationship between social media addiction and phubbing behavior (p = 0.709 ≥ 0.05). However, a significant relationship was found between fear of missing out and phubbing behavior (p = 0.000 < 0.05). Conclusion: The study concludes that social media addiction does not have a significant correlation with phubbing behavior. In contrast, fear of missing out is significantly associated with phubbing among students.</em></p> <p><em>Keywords: fear of missing out; phubbing; students; social media addiction.</em></p>2025-05-31T00:00:00+08:00Copyright (c) 2025 Lasalle Health Journalhttps://journal.unikadelasalle.ac.id/index.php/lhj/article/view/126PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN METODE AUDIO VISUAL TERHADAP PENGETAHUAN IBU DALAM PENANGANAN KEGAWATDARURATAN KEJANG DEMAM PADA BALITA2025-05-21T22:05:43+08:00Agatha Soputanvsumilat@unikadelasalle.ac.idJohanis Keranganvsumilat@unikadelasalle.ac.idVervando Sumilatvsumilat@unikadelasalle.ac.id<p>Pendahuluan: Kejang demam pada balita menjadi salah satu masalah kegawatdaruratan yang beresiko pada kematian. Salah satu penyebab kegawatdaruratan kejang demam adalah kurangnya pengetahuan Ibu tentang penanganan pertama kejang demam yang benar. Apabila tidak segera ditangani dapat menyebabkan komplikasi bahkan kematian. Tujuan: Untuk mengetahui efektivitas pendidikan kesehatan dengan metode audio-visual terhadap pengetahuan ibu dalam penanganan kegawatdaruratan kejang demam. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian Quasy Experiment dengan rancangan penelitian One Group Pre-test and Post-test With Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh Ibu dengan anak berusia 0-59 bulan yang tinggal di Desa Koka Kecamatan Tombulu. Sampel sebanyak 36 responden yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok intervensi dan kelompok kontrol dengan masing-masing 18 sampel untuk setiap kelompok. Hasil: Uji Statistik yang digunakan yaitu Uji Wilcoxon dan Uji Mann Whitney. Pengetahuan sebelum diberikan pendidikan kesehatan sebagian besar memiliki pengetahuan cukup (72.2%) dan mengalami peningkatan setelah diberikan pendidikan kesehatan dengan metode audio-visual menjadi baik (100.0%). Berdasarkan hasil uji Wicoxon didapatkan nilai p-value 0,000 dan hasil uji Mann Whitney nilai p-value 0,000 yang artinya Ho ditolak dan Ha diterima. Kesimpulan: Pemberian pendidikan kesehatan dengan metode Audio-visual efektif terhadap peningkatan pengetahuan ibu dalam penanganan kegawatdaruratan kejang demam pada balita di Desa Koka Kecamatan Tombulu.</p>2025-05-31T00:00:00+08:00Copyright (c) 2025 Lasalle Health Journalhttps://journal.unikadelasalle.ac.id/index.php/lhj/article/view/127KOMBINASI TENS DAN CORE STABILITY EXERCISE MENGURANGI NYERI DAN MENINGKATKAN KEKUATAN OTOT PADA PASIEN SPONDYLOSIS LUMBAL2025-05-22T12:50:01+08:00Birgiana Pabuaranbpabuaran@gmail.comFilly Mamuajafmamuaja@unikadelasalle.ac.idMartinus Geneomgeneo@unikadelasalle.ac.idFriets Emanfrietseman@gmail.com<p>Introduction: As age increases, the risk factors for experiencing lower back pain also increase. In addition, the length of time and duration of work also play a role in causing lower back pain. Lower back pain is also caused by degeneration of the discs and facet joints in the spine, especially in the lumbar region, which can lead to pressure on the intervertebral foramen resulting in osteophyte formation that can cause irritation and pain. This condition is referred to as lumbar spondylosis. Lumbar spondylosis is a degenerative condition that can cause chronic pain in the back, characterized by abnormal bone growth or osteophytes, thinning of the intervertebral discs, and narrowing of the space between vertebrae, which leads to pain and functional disturbance in the lower back. Objective: to evaluate the effectiveness of the combination of TENS and core stability exercise in reducing pain and increasing muscle strength in patients with lumbar spondylosis. The method used in this study is a case study of a patient diagnosed with lumbar spondylosis to undergo TENS intervention and core stability exercises for six therapy sessions, conducted twice a week. The results of the study indicate that the combination of TENS and core stability exercise resulted in a decrease in pain using the VAS scale and an increase in lumbar muscle strength.</p> <p>Keywords: Core stability exercise, TENS, Lumbar spondylosis.</p>2025-05-31T00:00:00+08:00Copyright (c) 2025 Lasalle Health Journalhttps://journal.unikadelasalle.ac.id/index.php/lhj/article/view/128TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN RAWAT INAP2025-05-22T13:42:52+08:00Veniemanuel Sumarauwclumintang@unikadelasalle.ac.idWahyuny Langeloclumintang@unikadelasalle.ac.idCyntia Lumintangclumintang@unikadelasalle.ac.id<p>Pendahuluan: Kecemasan merupakan perasaan yang memberikan dampak bagi respon psikologis, sehingga pasien cemas memerlukan tindakan keperawatan untuk memengaruhi keadaan emosionalnya. Terapi relaksasi otot progresif adalah salah satu alternatif untuk menurunkan tingkat kecemasan dengan membuat otot-otot yang tegang menjadi rileks dengan cara memusatkan perhatian pada gerakan yang dilakukan. Perasaan rileks yang dirasakan dapat mempengaruhi tanda dan gejala untuk mengurangi tingkat kecemasan. Objective: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas terapi relaksasi otot progresif terhadap tingkat kecemasan pasien rawat inap di ruang Maria Joseph RS Gunung Maria Tomohon. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian pra-eksperimen dan rancangan penelitian <em>one group pre-test post-test</em>. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien rawat inap di ruang Maria Joseph RS Gunung Maria Tomohon dengan populasi 124 orang. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 30 responden yang ditentukan dengan menggunakan rumus federer. Metode yang digunakan dalam pemilihan sampel adalah <em>purposive random sampling. </em>Uji statistik yang digunakan adalah uji <em>wilcoxon</em>. Hasil: Diketahui terapi relaksasi otot progresif efektif dalam mengatasi tingkat kecemasan dengan nilai <em>p-value</em> 0,001 ( α < 0,05) dengan <em>mean rank</em> <em>pre</em>-<em>test</em> adalah 15.00 dan <em>mean rank</em> <em>post-test</em> adalah 0.00 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Kesimpulan: Terapi relaksasi otot progresif efektif dalam mengatasi tingkat kecemasan pasien rawat inap di ruang Maria Joseph RS Gunung Maria Tomohon.</p> <p>Kata Kunci: Terapi Relaksasi Otot Progresif, Kecemasan, Pasien Rawat Inap, Rumah Sakit</p>2025-05-31T00:00:00+08:00Copyright (c) 2025 Lasalle Health Journalhttps://journal.unikadelasalle.ac.id/index.php/lhj/article/view/130PENGETAHUAN DAN PERILAKU IBU DALAM PENCEGAHAN STUNTING PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GOGAGOMAN2025-05-22T16:15:09+08:00Fila Delvia Lilafilalila@gmail.comSiska N. Sibuassibua@gmail.comSuci Rahayu Ningsihfilalila@gmail.com<p>Pendahuluan: Indonesia adalah negara berkembang di Asia dengan prevalensi kasus balita stunting yang sangat tinggi. Sampai saat ini stunting masih menjadi masalah gizi masyarakat baik di tingkat nasional dan internasional. Anak yang menderita stunting dapat menderita kerusakan fisik serta kognitif dan menyebabkan pertumbuhannya terhambat. Oleh sebab itu, dalam upaya mencegah hal tersebut dibutuhkan upaya penanggulangan masalah stunting. Penanggulangan stunting meliputi upaya pencegahan serta penanganan. Upaya pencegahan sendiri dapat dilakukan dengan memastikan bahwa anak memiliki status kesehatan yang baik, mendapat gizi cukup pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), serta mendapat imunisasi dan pola hidup bersih untuk mencegah penyakit. Tujuan: Untuk menganalisa Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Perilaku Pencegahan Stunting Pada Balita Di wilayah Kerja Puskesmas Gogagoman. Metode: Metode penelitian ini menggunakan Deskriptif Analitik dengan pendekatan Cross Sectional dimana variabel independen dan dependen diteliti secara bersamaan. Jenis Pengambilan sampel pada penelitian ini adalah teknik total sampling dan jumlah sampel pada peneltian ini adalah 33 ibu balita yang aktif melakukan posyandu di Puskemas Gogagoman. Hasil: Hasil uji statistika didapat <em>p value </em>= 0,002, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat Pengetahuan Ibu dengan Perilaku Pencegahan Stunting Pada Balita Di wilayah Kerja Puskesmas Gogagoman atau Ha diterima dan Ho ditolak. Berdasarkan hasil penelitian diharapkan keluarga termasuk orang tua balita agar dapat menjadikan pene Studi Status Gizi Balita Di Indonesialitian ini sebagai motivasi dalam meningkatkan pengetahuan, dan perilaku dalam mencegah stunting pada balita.</p>2025-05-31T00:00:00+08:00Copyright (c) 2025 Lasalle Health Journalhttps://journal.unikadelasalle.ac.id/index.php/lhj/article/view/131DETERMINASI KEJADIAN LUKA TEKAN PADA PASIEN YANG DIRAWAT DI INTENSIVE CARE UNIT2025-05-29T21:57:30+08:00Bertha Christianaberthac@gmail.comFeila Untujuhdeliena.fon@uph.eduJuhdelienajuhdeliena.fon@uph.eduSwingly Wikliv Dumanaudumanausw@gmail.com<p><strong>Latar belakang</strong>: Luka tekan merupakan kerusakan terlokalisir pada bagian kulit dan/atau jaringan di bawahnya sebagai akibat dari tekanan atau tekanan bersamaan dengan robekan yang biasanya pada daerah tulang yang menonjol. Terdapat faktor-faktor yang memengaruhi terjadinya luka tekan pada pasien diruangan <em>Intensive Care Unit</em> yaitu kondisi hemodinamik yang tidak stabil. Dengan mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi terjadinya luka tekan diharapkan mampu membantu perawat dalam upaya mencegah terjadinya luka tekan. <strong>Tujuan penelitian:</strong> untuk mengidentifikasi faktor–faktor yang memengaruhi terjadinya luka tekan pada pasien di ruangan <em>Intensive Care Unit</em> <strong>Metodologi penelitian: </strong>merupakan penelitian kuantitatif dengan desain observasi retrospektif. Populasi penelitian ini yaitu semua rekam medis pasien <em>intensive car</em>e <em>unit</em> yang mengalami luka tekan pada bulan Januari 2019 sampai Desember 2020, sample 42 pasien dipilih dengan teknik total sampling. Analisis yang digunakan adalah analisis univariate yaitu dalam bentuk data yang disajikan dalam bentuk table distribusi frekuensi dan persentase meliputi karakteristik responden dan faktor yang memengaruhi terjadinya luka tekan. <strong>Hasil: </strong>Didapatkan kejadian luka tekan terjadi di usia >60tahun (47.6%), jenis kelamin laki-laki (59.5%), kondisi kulit pada hari pertama pasien masuk <em>intensive</em> normal (90.5%), perfusi jaringan pada hari pertama pasien masuk <em>intensive</em> adekuat (90.5%), suhu tubuh <36,5˚C (45.2%), IMT normal dan obesitas derajat 1 (31%), tidak mengalami inkontinensia (83.3%), lama hari rawat 9-12 hari (31.0%), tingkat kesadaran composmentis (50%), mobilitas dibantu penuh (97.6%), menggunakan ventilasi mekanik (59.5%), diagnosa medis surgical (52.4%) dan status nutrisi dinilai dari Nilai albumin dan HB tidak normal (61.9%), Komorbid Hipertensi (34.3%). Rata-rata nadi pasien 84.92 – 75.72, rata-rata sistolik pasien 120.42 – 134.87, rata-rata tekanan darah diastolik 65.09 – 96.08, rata-rata pernafasan per menit 16.60 – 18.92, rata-rata SPO2 99.32 – 99.82.<strong> Rekomendasi:</strong> Bagi pemberi pelayanan diharapkan dengan mengetahui faktor luka tekan dapat melakukan intervensi pencegahan yang efektif di ruang <em>intensive care</em></p>2025-05-31T00:00:00+08:00Copyright (c) 2025 Lasalle Health Journalhttps://journal.unikadelasalle.ac.id/index.php/lhj/article/view/132PENERAPAN TERAPI HIPNOTIS LIMA JARI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI2025-05-22T21:12:18+08:00Azhari Ningsihazningsih@gmail.comAmelia Susantiameliaaska@gmail.comDiana Ariantidianaarianti@gmail.com<p><strong>Latar belakang: </strong>Masalah psikologis yang umum dialami oleh lansia meliputi kesepian, mudah tersinggung, ketakutan, dan kecemasan. Kecemasan yang terus-menerus dapat memicu penurunan status kesehatan, termasuk munculnya gangguan fisik seperti hipertensi. Salah satu pendekatan nonfarmakologis yang dapat digunakan untuk menurunkan kecemasan adalah terapi hipnotis lima jari. <strong>Tujuan</strong>: untuk mengetahui pengaruh terapi hipnotis lima jari terhadap penurunan tingkat kecemasan pada lansia penderita hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas. <strong>Metode:</strong> menggunakan metode <em>quasi experiment</em> dengan desain <em>two group pre-posttest</em>. Sampel berjumlah 32 orang lansia, yang dibagi secara proporsional ke dalam kelompok intervensi dan kontrol. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret hingga Juni 2024. Instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat kecemasan adalah kuesioner <em>Hamilton Anxiety Rating Scale</em> (HARS), dan data dianalisis menggunakan uji <em>t-test</em>. <strong>Hasil</strong>: menunjukkan bahwa pada kelompok intervensi, tingkat kecemasan menurun dari kategori sedang (50,0%) menjadi ringan (93,8%) setelah diberikan terapi hipnotis lima jari, dengan nilai <em>p-value</em> = 0,0001. Sebaliknya, pada kelompok kontrol, kecemasan tidak mengalami penurunan yang signifikan, bahkan meningkat dari 56,3% menjadi 68,8% pada kategori kecemasan sedang (<em>p-value</em> = 0,157). <strong>Kesimpulan:</strong> terapi hipnotis lima jari efektif dalam menurunkan tingkat kecemasan pada lansia penderita hipertensi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi Puskesmas dan tenaga kesehatan dalam menerapkan terapi nonfarmakologis sebagai bagian dari pelayanan kesehatan jiwa lansia.</p> <p> </p>2025-05-31T00:00:00+08:00Copyright (c) 2025 Lasalle Health Journalhttps://journal.unikadelasalle.ac.id/index.php/lhj/article/view/134PENERAPAN TEKNIK MENGHARDIK DALAM ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PASIEN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI PENDENGARAN2025-05-29T22:00:13+08:00Cici Bella Silabansilabanbellacici@gmail.comSiagian Ira Ocktaviaira.ockta@gmail.com<p><strong>Latar Belakang: </strong>Skizofrenia merupakan gangguan psikotik yang biasanya bersifat kronis dan ditandai dengan adanya perpecahan antara pikiran, emosi, perilaku pada orang yang menderita. Skizofrenia merupakan kelainan yang terjadi pada otak seseorang yang mengakibatkan munculnya perilaku aneh pada penderita. Selanjutnya upaya yang saya lakukan dalam mencegah halusinasi kepada klien saya ialah terapi menghardik. Terapi menghardik merupakan terapi yang biasa digunakan dalam mencegah halusinasi, mengendalikan emosi. Teknik ini melibatkan mengucapkan kalimat-kalimat sugesti seperti “pergi-pergi kamu suara palsu” <strong>Tujuan: </strong>dari karya ilmiah ini mampu menggambarkan intervensi terapi menghardik lewat asuhan keperawatan pada pasien halusinasi. <strong>Metode: </strong>penelitian ini menggunakan metode studi kasus asuhan keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi dan implementasi memfokuskan pada penerapan SP1 yaitu cara menghardik. <strong>Hasil: </strong>dari hasil intervensi yang dilakukan selama 3 hari didapatkan bahwa terapi menghardik dapat menurunkan halusinasi pada klien. <strong>Kesimpulan: </strong>dari intervensi mengontrol halusinasi dilakukan dengan salah satunya penerapan terapi menghardik dengan strategi pelaksanaan. S<strong>aran: </strong>diharapkan bagi rumah sakit menambah fasilitas dan senantiasa menciptakan lingkungan yang teraupetik guna mempercepat penyembuhan pasien.</p>2025-05-31T00:00:00+08:00Copyright (c) 2025 Lasalle Health Journalhttps://journal.unikadelasalle.ac.id/index.php/lhj/article/view/133PENERAPAN INTERVENSI SLOW STROKE BACK MASSAGE UNTUK MENURUNKAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN DENGAN HIPERTENSI2025-05-29T21:44:02+08:00Anisa Ismawantiismawantianisa@gmail.comMulyaningsihismawantianisa@gmail.comDewi Listyoriniismawantianisa@gmail.com<p class="s17"><span class="s19"><span class="bumpedFont17">Introduction:</span></span> <span class="s16"><span class="bumpedFont17">Hypertension is one of the non-communicable diseases that contribute greatly to morbidity and mortality rates in the world, including in Indonesia. The management of hypertension is not only limited to pharmacological therapy, but also involves non-pharmacological interventions such as Slow Stroke Back Massage (SSBM) therapy, which has been proven effective in lowering blood pressure. </span></span><span class="s19"><span class="bumpedFont17">Objective:</span></span> <span class="s16"><span class="bumpedFont17">Knowing the results of the application of Slow Stroke Back Massage intervention in reducing blood pressure in patients with hypertension at </span></span><span class="s15"><span class="bumpedFont17">RSUD Kartini Karanganyar</span></span><span class="s16"><span class="bumpedFont17">. </span></span><span class="s19"><span class="bumpedFont17">Methods :</span></span> <span class="s16"><span class="bumpedFont17">This study used a descriptive approach with a case study design. The Slow Stroke Back Massage intervention was carried out on hypertensive patients who were treated in Cempaka Room 3. Blood pressure was measure before and after the intervention to determine the effectiveness of therapy. </span></span><span class="s19"><span class="bumpedFont17">Results :</span></span> <span class="s16"><span class="bumpedFont17">The application results showed a significant decrease in systolic and diastolic blood pressure after the Slow Stroke Back Massage intervention. This therapy provides a relaxing effect that helps vasodilate blood vessels so that blood pressure decreases. </span></span><span class="s19"><span class="bumpedFont17">Conclusions:</span></span> <span class="s16"><span class="bumpedFont17">Slow Stroke Back Massage is an effective non-pharmacological nursing intervention and can be used as a complementary therapy to reduce blood pressure in hypertensive patients. This therapy also improves patient comfort and quality of life.</span></span></p> <p class="s17"> </p> <p class="s17"><span class="s19"><span class="bumpedFont17">Keyword: </span></span><span class="s16"><span class="bumpedFont17">Hypertension, Slow Stroke Back Massage, Blood Pressure, Non-pharmacological</span></span></p>2025-05-31T00:00:00+08:00Copyright (c) 2025 Lasalle Health Journal